12 Prinsip Hirarki Visual yang Perlu Diketahui Desainer
Apa yang membuat sebuah desain dikatakan baik? Bahkan seorang yang bukan desainer-pun bisa komposisi desain yang efektif dengan memprioritaskan konten mereka. Apa elemen yang paling penting dari desain?
Hirarki visual adalah metode pengorganisasian elemen desain dalam urutan kepentingan. Dengan kata lain, itu adalah serangkaian prinsip yang memengaruhi aturan dimana kita memperhatikan apa yang kita lihat.
Memanfaatkan prinsip-prinsip hirarki tertentu dpat membantu bahkan non-desainer membuat presentasi visual sukses yang efisien dan efektif. Jumlah prinsip hirarki sangat bervariasi tergantung pada sumbernya, kami telah mengumpulkan dan merangkumnya kedalam 12 bagian berikut :
1. Size and Scale
Lebih besar lebih baik, kan? Sementara pepatah klasik masih diperdebatkan, ukuran bisa dibilang adalah cara paling efektif untuk menekankan elemen visual. Sederhananya, elemen yang lebih besar menarik perhatian lebih besar daripada elemen yang lebih kecil.
Ini adalah alasan yang tepat mengapa tajuk berita surat kabar muncul dalam font yang lebih besar, dan berita utama sering kali memiliki tajuk berita yang lebih besar daripada artikel di halaman selanjutnya. Dalam desain apa pun, elemen-elemen yang lebih besar (baik itu kalimat atau gambar) tidak hanya akan paling terlihat, tetapi mereka juga akan membawa pesan terkuat.
Prinsip penting lain dalam konsep ini adalah skala yang merupakan ukuran suatu objek dengan objek lain. Hal ini memungkinkan untuk menciptakan keseimbangan dalam desain serta fokus audiens pada elemen yang lebih dominan. Semakin besar skalanya semakin besar penekanannya.
2. Color and Contrast
Sama seperti penjelasan diatas, elemen yang lebih besar dianggap lebih penting daripada elemen yang lebih kecil, kontras warna biasanya juga lebih menarik perhatian daripada warna kusam. Misalnya, jika satu kalimat dalam sebuah paragraf disorot dengan warna yang lebih cerah, itu akan segera menarik perhatian pembaca.
Kombinasi warna yang dipakai dalam suatu desain dan bagaimana menghubungkannya satu sama lain dikenal dengan sebutan "Color Scheme(skema warna)", sebagai seorang desainer grafis memilih warna berdasarkan skema warna tidak hanya menciptakan kesatuan, harmoni, dan keseimbangan dalam desain, tetapi juga menciptakan kontras dan penekanan dalam desain tersebut.
Sebaliknya desan yang menggunakan terlalu banyak warna kontras akan terlihat tidak teratur dan berantakan. Oleh karena itu, pilihan warna dapat benar-benar mempengaruhi kemampuan audiens untuk menangkap pesan utama yang menjadi sorotan dalam desain serta mengidentifikasi latar belakan dari desain.
3. Typographics Hierarchy
Perhatikan desain dalam surat kabar, majalah atau resume. Secara umum, masing-masing terdiri dari beberapa ukuran huruf, dengan judul utama dalam ukuran yang lebih besar daripada isi dan rincian yang lebih kecil. Menggunakan berbagai jenis ukuran tidak hanya menekankan apa yang paling penting, tetapi juga mengatur keseluruhan desain dokumen.
Hierarki tipografi dapat dibuat dari teks dengan berbagai ukuran, bobot, dan spasi atau kombinasi dari setiap elemen. Sekalipun dalam desain hanya menggunakan satu font, memvariasikan ukuran dan ketebalannya tidak hanya menarik perhatian elemen yang lebih penting, tetapi juga menciptakan komposisi keseluruhan yang mudah dibaca dan dipahami.
4. Spacing
Rule of Space
Salah satu prinsip paling dasar dari komposisi visual berkaitan dengan apa yang Anda tinggalkan dari desain Anda. Menurut Rule of Space, desain yang menyenangkan secara estetika membutuhkan bagian yang kosong untuk ruang bernafas, sering disebut sebagai "white space," terlepas dari warna latar belakang desain yang sebenarnya.
Saat mengatur elemen komposisi, desainer dapat menggunakan ruang di sekitar konten untuk menarik perhatian ke elemen tertentu atau untuk mengirim pesan visual yang sepenuhnya terpisah, seperti "panah" tersembunyi yang ditemukan dalam logo FedEx yang terkenal. Penspasian strategis bahkan dapat menarik mata pemirsa melintasi halaman dalam urutan yang ditargetkan, dengan berkontribusi pada pola pemindaian halaman.
Page-scanning patterns
Audiens cenderung meindai halaman berdasarkan pola tertentu, dapat diamatai dari gerakan mata mereka. Ketika desainer ingin audiens memperhatikan elemen tertentu, mereka sering mengandalkan pola yang paling umum, yaitu:
- F-Pattenrs
Pola pergerakan mata yang paling umum dari audiens adalah pola F. Karena itulah tepatnya cara kita membaca buku atau halaman web. Kita memindai halaman dari kiri ke kanan bagian atas dan mengulangnya lagi untuk setiap baris teks hingga mencapai bagian bawah halaman. Karena kecenderungan ini, desainer paling sering menggunakan pola F ketika membuat situs web atau illustrasi yang sangat bergantung pada teks. - Z-Patterns
Desain yang lebih mengandalkan gambar sering dikomposisikan dalam pola Z. karena otak memproses gambar lebih cepat daripada teks, pembaca dapat memindai halaman lebih cepat dengan melirik bagian atas dari kiri ke kanan, lalu turun halaman dengan cara diagonal sebelum kembali melirik bagian kiri.
5. Proximity
Proximity, atau di mana elemen muncul dalam kaitanya satu sama lain, adalah salah satu unsur komposisi yang paling dasar. Sederhananya, menempatkan elemen-elemen terkait secara berdekatan memberi kesan kepada pembaca bahwa mereka sebenarnya terkait.
Pikirkan layar putih dengan sekelompok lima titik di satu sisi dan satu titik di sisi lain. Asumsi pertama kita adalah selalu bahwa kelimanya memang kelompok. Menempatkan elemen berdekatan dapat mengirim pesan lain juga, misalnya menempatkan elemen di lokasi tertentu pada peta dapat memberi audiens pemanan tentang jarak, apakah dekat atau jauh.
6. Negative Space
Sama seperti pengelompokan item berdekatan satu sama lain menunjukkan hubungan mereka, termasuk ruang putih di sekitar elemen juga dapat memiliki informasi yang terpisah. Negatif space atau ruang kosong tidak hanya membuat informasi lebih mudah bagi pembaca untuk mencernanya, tetapi juga menciptakan fokus karena membantu memusatkan perhatian pada item individual.
Desainer yang cerdas bahkan dapat memanfaatkan ruang kosong untuk menyertakan pesan visual tambahan
7. Alignment
Alignment adalah bagian dari struktur dimana elemen ditempatkan dalam suatu desain. Ini menentukan bahwa komponen visual baik itu teks atau gambar, tidak diposisikan secara asal di seluruh komposisi. Sebagai contoh, halaman bertipe teks disejajarkan ke kiri, sehingga objek berbagi margin kiri.
Desain visual sederhana paling sering disejajarkan di tengah bingkai, format yang memberikan keseimbangan dan harmoni, dan juga menyenangkan secara estetika.
8. Rule of Odds
Rule of Odds memungkinkan desainer untuk menekankan gambar tertentu dengan menempatkannya di tengah-tengah kelompok. Dengan menempatkan jumlah yang sama dari benda-benda serupa di kedua sisi titik fokus utama hasilnya jelas menunjuk ke elemen visual paling penting, yang terletak di tengah. Audiens lebih merasa nyaman dengan keseimbangan, sebagai contoh; elemen yang berjumlah ganjil dalam satu blok hampir selalu diangap lebih menarik secara estetik daripada elemen dengan jumlah genap.
9. Repetition
Sama seperti kontras menekankan dan menarik perhatian pada elemen desain, pengulangan menciptakan kesatuan, yang meningkatkan pemahaman dan pengakuan.
Perhatikan kebanyak artikel yang dipublikasi. Desain halaman disusun sedemikian rupa sehingga teks utama keseluruhan memiliki satu font, judul bab degan font lain yang berbeda - semua konsisten di seluruh publikasi. Pengulangan gaya ini menciptakan karya yang kohesif, diakui secara keseluruhan.
Untuk desain terpadu, ulangi beberapa elemen (apakah itu font, warna, bentuk, atau ukuran) di seluruh komposisi. Gaya yang konsisten membantu dengan jelas menentukan hierarki visual dari desain apa pun.
10. Leading Lines
11. Rule of Thirds
Desain yang paling efektif disusun melalui beberapa jenis kisi. Grid yang paling khas adalah komposisi modular klasik yang melintasi garis vertikal dan horizontal.
Seniman, fotografer dan desainer grafis telah lama menggunakan aturan satu pertiga untuk meningkatkan keseimbangan komposisi mereka secara keseluruhan. Aturannya melibatkan secara mental membagi komposisi menjadi kisi-kisi yang terdiri dari dua garis horizontal dan dua garis vertikal — atau sembilan bagian terpisah.
12. Perspective
Dengan memanfaatkan perspektif, desainer dapat menciptakan ilusi kedalaman mulai dari beberapa inci hingga beberapa mil. Karena kita melihat ilusi serupa di dunia nyata, kita umumnya menganggap objek yang lebih besar lebih dekat daripada objek yang lebih kecil dan, oleh karena itu, mereka biasanya memerintahkan perhatian sebelum objek lain pada halaman.
Prinsip-prinsip hirarki visual adalah beberapa strategi yang paling efektif untuk menekankan elemen-elemen desain dan memperjelas pesan visual. Seorang desainer harus bijak memilih prinsip hirari apa yang akan digunakan dalam desain, atau akan beresiko menghancurkan hirarki visual. Jika semua elemen terlihat menonjol, maka semua sama tidak ada yang menonjol.
Referensi:visme.co/blog