Prinsip-prinsip Desain Grafis
Dalam ilmu desain grafis, ada beberapa aturan yang perlu digunakan untuk menyusun elemen desain menjadi sebuah karya yang tak hanya sesuai tapi juga menarik perhatian audiens. Walaupun penerapan prinsip-prinsip penyusunan tidak bersifat mutlak, namun karya seni yang tercipta harus layak disebut karya yang baik. Maka dari itu tetap dianjurkan menggunakan prinsip-prinsip desain sebagai panduan dalam menghasilkan karya yang baik.
Lantas apa saja prinsip-prinsip desain tersebut ? dalam desain grafis terdapat 4 prinsip utama yang perlu di perhatikan terkait komunikasi visual dari karya desain, berikut penjelasannya :
Ruang Kosong (White Space)
Dimaksudkan agar karya tidak terlalu padat dalam penempatannya pada sebuah bidang dan menjadikan objek menjadi dominan karena semua orang sepakat bahwa desain yang terkesan sibuk(penuh) sangat tidak menarik untuk dilihat. Ruang kosong penting dalam desain dan sering digunakan untuk berbagai tujuan.
Misalnya, untuk memberikan fokus utama kepada audiens terhadap suatu elemen dalam desain, dan untuk kejelasan pembacaan sekaligus memberikan kesan professional serta sederhana.
Kejelasan (Clarity)
Kejelasan atau Clarity mempengaruhi penafsiran audien akan sebuah karya. Bagaimana sebuah karya tersebut mudah dimengerti dan tidak menimbulkan ambigu atau makna ganda. perhatikan gambar dibawah :
Kesederhanaan (Simplicity)
Kesederhanaan menuntut penciptaan karya yang tidak lebih dan tidak kurang, sering juga diartikan tepat dan tidak berlebihan. Pencapaian terbaik dari kesederhanaan ialah bisa mendorong audien/penikmat karya untuk menatap lama dan tidak merasa jenuh, pesan yang terdapat dalam karya pun tersampaikan dengan baik secara singkat, padat dan jelas.
Prinsip desain ini juga penting dalam desain, seperti yang dijelaskan diatas desain yang sibuk tidak menarik untuk dilihat, jadi cukup buat desain yang bisa menyampaikan pesan secara efektif dengan cara yang lebih kreatif dan menarik perhatian tanpa menambah hal apapun (yang tidak perlu) dalam desain.
Kesalahan yang paling sering ditemui adalah pemilihan font yang tidak seirama dengan desain yang dibuat sehingga hasilnya malah terlihat berantakan, cukup gunakan maksimal 2-3 font saja dalam sebuah desain tidak lebih dari itu.
Emphasis (Point of Interest)
Emphasis atau disebut juga pusat perhatian merupakan pengembangan dominasi yang bertujuan untuk menonjolkan salah satu unsur sebagai pusat perhatian sehingga mencapai nilai artistik.
Buat bagian utama(pesan utama yang ingin ditampilkan) dari desain berbeda dari yang lain baik dari segi warna, atau bentuknya agar perhatian audien lebih tertuju pada bagian utama tersebut misal pada contoh sederhana dibawah :
Hal pertama yang dilihat oleh audien yang menjadi pusat perhatian adalah lingkaran dengan warna berbeda tersebut. Inilah yang dimaksud dengan Prinsip Emphasis
Prinsip-prinsip Dasar Desain Grafis
Selain prinsip-prinsip utama diatas, terdapat 5 prinsip dasar yang juga perlu diketahui oleh seorang desain grafis yaitu :
1. Kesatuan (Unity)
Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar desain grafis yang sangat penting. Tidak adanya kesatuan dalam sebuah karya desain akan membuat karya tersebut terlihat bercerai-berai atau kacau-balau berantakan yang mengakibatkan karya tersebut tidak nyaman dipandang. Prinsip ini sesungguhnya adalah prinsip hubungan, jika salah satu atau beberapa unsur rupa mempunyai hubungan (warna, raut, arah dan lain-lain), maka kesatuan tersebut telah tercapai.
2. Keseimbangan (Balance)
Sebuah karya desain harus memiliki keseimbangan agar nyaman dipandang dan mudah difahami serta tidak membuat gelisah. Seperti halnya jika kita melihat pohon atau bangunan yang akan roboh, kita merasa tidak nyaman dan cenderung gelisah. Keseimbangan adalah keadaan yang dialami oleh suatu benda jika semua daya yang bekerja saling meniadakan.
Dalam bidang desain dan seni, keseimbangan tidak dapat diukur tapi dapat dirasakan, yaitu suatu keadaan dimana semua bagian sebuah karya tidak ada yang saling membebani. Ada dua pedekatan dasar dalam prinsip keseimbangan, pertama adalah keseimbangan simetris yang merupakan susunan dari elemen agar merata ke kiri dan kanan dari pusat.
Kedua adalah keseimbangan asimetris yang merupakan pengaturan yang berbeda dengan berat benda yang sama di setiap sisi halaman. Warna, ukuran, bentuk dan tekstur dapat digunakan sebagai unsur balancing.
3. Proporsi (Proportion)
Proporsi termasuk prinsip dasar desain untuk memperoleh keserasian sebuah karya, diperlukan perbandingan-perbandingan yang tepat untuk menghasilkan desain yang serasi. Pada dasarnya, proporsi adalah perbandingan matematis dalam sebuah bidang.
Proporsi Agung (The Golden Mean) adalah proporsi yang paling populer dipakai hingga saat ini dalam karya seni rupa hingga karya arsitektur.
Dalam bidang desain, semua unsur berperan menentukan proporsi, seperti hadirnya warna cerah yang diletakkan pada bidang/ruang sempit. Proporsi dapan dijangkau dengan menunjukkan hubungan antara Suatu elemen dengan elemen lain.
4. Irama (Rhythm)
Irama adalah pengulangan gerak yang teratur dan terus menerus. Dalam bentuk-bentuk alah bisa kita ambil contoh pengulangan gerak pada ombak laut, barisan semut, gerak dedauan, dan lain-lain. Prinsip irama sesungguhnya adalah hubungan pengulangan dan bentuk-bentuk unsur-unsur rupa.
Pengulangan (mengulangi unsur serupa ddengan cara yang konsisten) dan variasi (perubahan dalam bentuk, ukuran, posisi atau elemen) adalah kunci untuk menciptakan visual ritme. Menempatkan elemen dalam sebuah layout secara berkala memberikan kesan halus, tenang dan santai.
5. Dominasi (Domination)
Dominasi merupakan salah satu prinsip dasar tatarupa yang harus ada dalam sebuah karya seni dan desain. Dominasi berasal dari kata Dominance yang berarti keunggulan, sifat unggul dan istimewa ini menjadikan suatu unsur sebagai penarik dan pusat perhatian. Dalam dunia desain, dominasi sering juga disebut Conter Of Interest, Focal Point dan Eye Catcher.
Dominasi mempunyai bebera tujuan, yaitu untuk menarik perhatian, menghilangkan kebosanan, dan untuk memecah keberaturan, biasanya ditengarahi dengan emphasis.